Sejak kecil saya suka makanan dan jajanan manis. Hampir semua makanan yang mempunyai cita rasa manis, masih bisa masuk kemulut. Walaupun sejak kecil saya tergolong picky eater, tapi semua makanan manis pasti tidak pernah saya tolak. Dari sekian banyak makanan manis yang pernah saya cicipi, si jenang menduduki peringkat istimewa. Alasannya si jenang termasuk makanan mewah yang disajikan hanya pada moment istimewa seperti hari raya keagamaan atau kegiatan hajatan keluarga. Memori menyenangkan ini selalu membawa langkah kaki ke rak jenang tiap berada di toko penjual oleh-oleh.
Salah satu jenang yang terkenal dan mudah ditemui adalah jenang kudus dari propinsi Jawa Tengah. Bahan utamanya cukup sederhana, yaitu tepung beras ketan, santan kelapa, gula pasir, dan gula jawa. Proses pembuatan jenang dimulai dengan membersihkan bahan-bahan, seperti kelapa, tepung beras ketan, gula pasir, dan gula jawa. Semua bahan ini dicampur dan dipanaskan dalam tungku berbahan bakar kayu. Adonan diaduk secara manual sampai kalis alias tingkat kekentalan yang diinginkan. Keunggulan jenang yang diolah secara tradional memiliki komposisi rasa yang tepat, dengan rasa legit dan pulen. Kemudian adonan didinginkan satu malam agar mengeras dan mudah untuk dipotong. Panganan ini berwarna kuning kecoklatan ini mempunyai banyak rasa, tetapi rasa original yang paling banyak dicari oleh penikmat jenang. Seiring perkembangan industri, jenang kudus punya beberapa varian rasa diantaranya Durian, Cocopandan, Cappucino, Susu, Anggur, Strawberry, Melon, dan Nanas.

Walaupun tergolong jajanan sederhana, tektur jenang yang lembek dan berminyak; lembut dan pulen; dengan rasa manis gurih, terasa melengkapi rasa secangkir wedang rempah. Kemewahan ini merupakan rewarding moment setelah menghadapi hari yang berat, melemparkanku ke masa paling indah yaitu masa kanak-kanakku. Ah bahagianya.
Comments
Post a Comment